GAYA HIDUP
Jangan Bangunkan Mimpi Kanak-kanak Balita Anda
Selasa, 32 Juli 2012
Jakarta- Seringkali orang tua merasa bangga jika putra-putri mereka yang masih balita sudah bisa menyebutkan susunan angka dari satu sampai 10, atau alpabet huruf dari a sampai z. Lebih lagi jika kemampuan itu ditontonkan ke para tetangga, bangganya luar biasa.Kemampuan itu mungkin diajarkan oleh orang tua atau lingkungan keluarga atau bahkan di taman bermain yang diikuti anak-anak, dan anak pastinya harus memulai berpikir untuk menghafalnya yang seperti ini nyatanya tidak layak diberlakukan bagi anak yang masih balita.
Edith van der Meer, guru pada kindergarten berbasis pola Waldorf di Napier, New Zealand, mengatakan, tidak pada tempatnya balita-balita kita diberikan informasi yang belum seharusnya mereka terima di usianya. Seperti informasi yang membutuhkan kinerja otak atau kemampuan kognitif si anak. Sehingga si anak diharuskan berpikir untuk menghafal atau mengingat-ngingat informasi yang mereka terima.
“Kita ingin menjaga anak-anak kita untuk terus menjalani ‘mimpi-mimpi’ masa kecil mereka di usianya. Jangan kita bangunkan terlalu cepat, biarkan mereka bangun perlahan-lahan. Informasi atau perintah akademis yang terlalu dini diberikan kepada anak-anak akan mengganggu ketika mereka seharusnya masih menjalani pertumbuhan dan perkembangan fisik mereka,” kata Edith dalam sebuah seminar bertajuk Protecting Childhood yang diadakan Taman Bermain ‘Bunga’ di Cirendeu, Ciputat, Sabtu (28/7) lalu.
Edith mengingatkan, di tujuh tahun pertama anak-anak adalah masa di mana mereka masih menjalani pertumbuhan dan perkembangan akan fungsi fisik tubuh mereka. Sehingga aktivitas yang diberikan adalah juga aktivitas yang mendukung untuk pertumbuhan fisik bukan kemampuan berpikir yang barus bisa diberikan ketika mereka sudah berusia tujuh tahun ke atas.
Lalu apa dampaknya bagi si anak jika mereka sudah dijejali informasi-informasi yang bersifat akademis? Wanita yang berasal dari negara Kincir Angin hingga akhirnya hijrah ke New Zealand ini mengingatkan, ada dampak gangguan maupun fisik dan psikologis yang bisa dialami anak-anak, yaitu energi yang seharusnya untuk menguatkan fisiknya menjadi berkurang karena untuk berpikir. Ini bisa menyebabkan si anak mengalami sakit.
Selain itu si anak bisa mudah cemas, tidak tenang dan susah berkonsentrasi dan dikhawatirkan ketika dia sudah tepat waktunya untuk mendapatkan informasi akademis, justru malah malas dan tidak tertantang karena sudah menerima itu jauh sebelumnya.
“Jelas energi di bawah tujuh tahun pertama adalah untuk membangun fisik, bukan untuk berpikir. Memberikan informasi akademis yang terlalu dini, ini jelas salah, tidak boleh. Nanti saat gigi susunya sudah mulai tanggal, barulah si anak siap untuk menerima informasi lebih jauh,” ujarnya.
Apakah Si Dia Hebat di Ranjang?
Selasa, 31 Juli 2012
Jakarta- "Apakah saya memiliki pasangan seks yang sempurna? Jika tidak, bagaimana saya bisa mendapatkannya?" Pertanyaan itulah yang sering dilontarkan sebagian besar pasangan! Apakah termasuk Anda?
Dr Kirti Mishra, seorang ahli ilmu faal klinis dan pakar hubungan memaparkan, "Gagasan pasangan seks yang sempurna bervariasi untuk individu berbeda. Namun beberapa ciri-ciri umum dapat diketahui seperti aktif secara seksual, eksperimental di tempat tidur, dll. Kebersihan adalah suatu keharusan, karena mereka adalah sebagian besar kunci pasangan untuk menemukan kebahagiaan seksual. " Seperti dilansir dari time of india, ada beberapa kriteria yang bisa diketahui apakah pasangan Anda adalah yang terhebat di ranjang.
1. Kebersihan adalah kunci
Semua orang suka bercinta dengan pasangan yang bersih dan rapi. Kebersihan memegang peran penting dalam hubungan seksual. Pastikan pasangan Anda merawat tubuhnya dengan baik untuk menjamin tingkat kenyamanan lebih tinggi. Rambut-rambut yang tumbuh terlalu banyak pada bagian tubuh membuat tidak nyaman untuk menikmati setiap inci dari kekasih Anda. Jadi pastikan bahwa si dia memiliki kulit yang lembut dan bersih plus bau badan yang wangi yang bisa menggairahkan.Tips:
"Selama keintiman seksual, semua orang ingin menjadi mitra yang fit dan bersih karena hal ini tidak hanya meningkatkan tingkat kenyamanan, tetapi memungkinkan Anda menikmati setiap gerakan dan gayanya. Jadi, pastikan Anda tampak segar sama segarnya ketika Anda baru saja selesai mandi sebelum naik ke atas ranjang. Menambahkan aroma seksual dan wewangian aphrodisiacal adalah pilihan yang baik, " kata Dr Devesh Roy, seorang terapis seks.
2. Oral seks bukan masalah
Anda tahu apa yang menyenangkan Anda, sehingga memiliki pasangan bercinta yang tahu dan mau melakukan sesuatu menyenangkan Anda adalah yang terbaik. Jika tidak rutin, pasangan Anda harus siap menyenangkan Anda secara oral sesuai suasana hati mereka sendiri dan tingkat kenyamanan. Meski tidak ada yang sempurna dalam melakukannya, tapi usahanya untuk mempelajari trik-trik kecil untuk membangkitkan, pasti membuat Anda semakin menghargai dan mencintainya.Tips:
"Jangan menunggu pasangan Anda memberitahu atau memberikan petunjuk setiap kali mereka merasakan pengalaman menyenangkan ketika melakukan oral seks. Hal ini sangat aman dan menyenangkan sebagai tindakan sebenarnya," ungkap Dr Deepak Gupta, pakar seks.
Ingin Tubuh Selalu Sehat?
Tersenyumlah...
Selasa, 31 Juli 2012
Dilansir Zeenews, Dr. Sarah Pressman, seorang peneliti, membagi senyum menjadi dua kategori, yaitu senyum standar dan senyum asli atau Duchenne. Menurut Pressman, senyum standar adalah senyum dengan menggunakan otot-otot di sekitar mulut. Sedangkan senyum asli merupakan senyum dengan menggerakkan otot-otot di sekitar mulut dan mata. Bekerja dengan memanipulasi bentuk-bentuk senyuman untuk melihat dampaknya terhadap tingkat stres seseorang.
Dalam penelitian, mereka merekrut sebanyak 169 partisipan dari Universitas Midwestern dan membagi mereka ke dalam tiga grup. Setiap grup dilatih membuat ekspresi wajah berbeda-beda. Mereka diminta menahan sumpit menggunakan mulut mereka sedemikian rupa, kemudian otot-otot wajah digunakan untuk membuat ekspresi wajah netral, senyum standar, dan senyum Duchenne. Setelahnya partisipan diminta mengerjakan berbagai aktivitas yang memang didesain agar mereka stres tanpa sepengetahuan mereka. Dalam kurun waktu mengerjakan tugas berat tersebut, partisipan menahan sumpit di mulutnya seperti apa yang telah diajarkan. Lalu para peneliti mengukur detak jantung partisipan dan tingkat stres mereka.
Dibandingkan dengan partisipan yang membuat ekspresi wajah netral, mereka yang disuruh membuat senyuman, terutama senyum Duchenne, memiliki detak jantung lebih lambat setelah beristirahat pasca melakukan kegiatan berat. Singkatnya, penelitian ini menunjukkan bahwa senyum ketika sedang stres dapat membantu mengurangi tingkat stres tubuh.



